Produk ini sangat bermanfaat pada dunia kesehatan, digunakan untuk radioterapi menyembuhkan penyakit seperti kanker, penyempitan pembuluh darah," Kata Direktur Utama Batan Tekno Yudiutomo Imardjoko pada acara Indonesia Green Infrastructure Summit 2014 di Pacific Place, Jakarta, Selasa (29/4/2014).
Kita patut bangga ternyata radioisotop produksi BUMN bidang nuklir ini juga diakui kehebatannya oleh lembaga dunia. Radioisotop Batan Tekno merupakan produk nuklir dengan pengayaan uranium paling rendah untuk keperluan kesehatan. Yudiutomo Imardjoko mengungkapkan "Kita satu-satunya yang pakai tingkat uranium pengayaan tingkat rendah. Tahun lalu kita menangkan the best di dunia yang pakai pengayaan uranium tingkat rendah," sebutnya.
Batan Tekno merupakan satu-satunya perusahaan yang memproduksi radioisotop di Asia dimana produksi radioisotop ini sudah diekspor ke Malaysia, Vietnam, Bangladesh, Filiphina, Vietnam, Bangladesh hingga Tiongkok.
Meski berjaya di luar negeri, radioisotop buatan Batan Tekno kurang memperoleh tempat khusus di dalam negeri. Baru 16 rumah sakit tanah air yang memakai radioisotop buatan Indonesia ini. Padahal di luar negeri produk radioisotop Indonesia sangat diburu dan diakui keandalannya.
"Dukungan pemerintah juga rendah. Baru 16 Rumah Sakit di Indonesia yang pakai produk ini. Kalau di luar negeri banyak yang pakai," paparnya.
Harga Lebih Murah dibanding Produk Luar Negeri
PT Batan Tekno (Persero) memproduksi radioisotop dengan sistem pengayaan uranium rendah. Harganya pun lebih rendah daripada harga negara lain. Di dalam negeri setidaknya 16 rumah sakit yang mendapatkan pasokan radioisotop dari Batan Tekno, seperti RS PAD, Siloam, dan RS Harapan Kita, telah mengunakan produk ini 100 currie per minggunya.
Harga radioisotop yang dijual Batan Tekno kepada rumah sakit di Indonesia itu lebih murah ketimbang harga yang ditawarkan negara asing kepada Indonesia. Harga radioisotop Batan sebesar US$800 per currie, sedangkan harga dari Amerika, Afrika Selatan, dan Eropa, sebesar US$1.400-2.500 per currie.
"Harganya juga naik turun. Kalau impor terus, kan kasihan," kata dia.
Selain memasok ke dalam negeri, Batan Tekno pun memasok radioisotop ke negara-negara lainnya, seperti rumah sakit Malaysia dan Bangladesh. Sebab, di sana rumah sakit yang memiliki fasilitas radioaktif lebih banyak daripada di Indonesia.
"Malaysia saja ada 28 rumah sakit, Filipina ada 22 rumah sakit, dan Thailand ada 24 rumah sakit. Harganya pun kami jual mahal. Ke Malaysia (misalnya) US$1.200 per currie," kata dia.
Sumber Referensi:
- Detik Finance
- VivaNews