Tim Indonesia dengan mobil Widya Wahana V buatan ITS Surabaya. (ABC/Steven Schubert) |
Dengan nomor urut 31, tim Widya Wahana V ini merupakan satu dari 46 mobil asal 25 negara yang turut berlaga dalam World Solar Challenge tahun 2015, yang dimulai Minggu (18/10/2015).
Lomba yang mengambil start di Parlemen Negara Bagian Northern Territory (NT) ini merupakan ajang paling bergengsi di dunia bagi balap mobil tenaga surya. Lomba akan berakhir di garis finish di Kota Adelaide.
Tim mobil bernama Stella Lux asal Eidenhoven Belanda, mengambil start di urutan pertama, disaksikan ribuan pengunjung. Mobil itu kemudian melaju melintasi kota Darwin ke arah Jalan Stuart Highway.
Ajang lomba ini sudah berlangsung sejak tahun 1987 lalu, dan kini digelar setiap dua tahun sekali. Para pengembang prototipe mobil tenaga surya di seluruh dunia biasanya turut ambil bagian dan ajang ini, untuk menunjukkan keandalan karya mereka.
Berbagai tantangan harus dihadapi oleh setiap tim. Mobil Persian Gazelle III asal Iran misalnya, yang mendapatkan yel-yel dukungan paling meriah saat meninggalkan garis start, terpaksa berhenti hanya beberapa kilometer setelah jalan.
Pasalnya, mobil buatan Universitas Teheran itu mengalami ban kempes sehingga harus berhenti dan memompa ban tersebut.
Mobil asal Iran harus memompa ban setelah jalan beberapa km dari garis start. (ABC/Steven Schubert) |
Hal serupa juga dialami mobil K.I.T Golden Eagle 5.1 buatan Jepang, yang terpaksa berhenti tak lama setelah start.
Meskipun kebanyakan peserta berasal dari tim yang berbasis di universitas, namun ada pula tim yang menampilkan mobil buatan siswa SMA, seperti mobil Liberty Solar Car dari Texas, AS.
"Kami berhasil memacu mobil kami pada kecepatan 51 km perjam sebelumnya. Dan kami berharap bisa memacunya lebih cepat sedikit pada hari ini," kata Cameron Mutis dari tim Liberty, kepada ABC, Minggu (18/10/2015).
Mobil Sunswift buatan University of NSW, Australia, turut ambil bagian dari lomba tahun ini. (ABC/Steven Schubert) |
Bianca Koppen dari Tim Nuon, Belanda, yang merupakan juara bertahan, menjelaskan timnya tidak begitu perduli meskipun tidak mengambil posisi paling depan saat start.
Tim ini menurunkan mobil Nuna8 yang merupakan ciptaan 15 mahasiswa dalam ajang tahun ini.
Inilah 46 mobil tenaga surya asal 25 negara yang berlaga dalam lomba balap dari Darwin ke Adelaide menempuh jarak 3.000 km. (ABC/Steven Schubert) |
"Dua tahun lalu kami start pada urutan ke-20 dan kami berhasil menjadi juara. Jadi posisi start tidak berpengaruh saya kira," katanya.
Ia menjelaskan, timnya kali ini mempersiapkan kendaraan mereka selama 14 bulan. (Detik)
No comments:
Post a Comment