Mimpi untuk mewujudkan mobil listrik nasional bukan isapan jempol semata, kerja nyata untuk mewujudkan mimpi ini telah dilalkukan beberapa tahun belakangan ini, beberapa ahli otomotif dari berbagai instansi (Akademisi, Lembaga Riset Negara, BUMN dan Swasta) telah berkerja keras menciptakan berbagai prototype mobil listrik.
Baterai lithium yang sudah diproduksi PT Nipres Tbk | kompasotomotif |
Hasilnya sangat membanggakan beberapa prototype mobil listrik berhasil diciptakan diantaranya mobil listrik Tucuxi salah satu hasil karya tim "Pendawa Putra Petir" yang dipelopori mentri BUMN Dahlan Iskan. disamping itu beberapa instansi lainnya berhasil menciptakan mobil listrik diantaranya LIPI, PT. Pindad, dan bebrapa Perancang Mobil listrik dari Kampus-kampus di Indonesia berhasil menciptakan prototype mobil listrik Nasional.
Tahun lalu ketika mobil listrik generasi pertama diluncurkan oleh Tim Putra Petir BUMN, memang masih menyisakan pekerjaan penting yang harus dilakukan, baterai mobil tersebut masih impor dari Tiongkok. Belum menggunakan baterai buatan alsi Indonesia. Selama ini Indonesia baru mampu memproduksi baterai biasa. Padahal untuk mobil listrik tidak mungkin menggunakan biasa, karena ukuran batrai terlalu besar dan bobotnyapun terlalu berat untuk digunakan pada mobil listrik. Dengan lithium untuk kekuatan yang sama hanya diperlukan ukuran yang kecil, hanya 30 persen baterai biasa. Beratnya pun hanya sepertiga berat baterai biasa. Dan yang lebih penting dengan baterai lithium proses charging-nya bisa cepat.
Metri BUMN Dahlan Iskan tenganh mengendari mobil listrik TUCUXI |
Atas gagasan dan dorongan mentri BUMN Dahlan Iskan taklama setelah peluncuran tiga mobil listrik jenis city car karya Dasep Ahmadi, Dahlan Iskan berharap ada salah satu perusahaan batrai yang berpotensi dan mampu memproduksi baterai lithium di dalam negeri mulai mengembangkan batrai jenis ini. Gagasan Metri BUMN ini ternyata diduking olah PT Nipress Tbk di Bogor untukk mengembangkan batrai jenis ini. Pengalamannya memproduksi baterai sudah puluhan tahun. Pasarnya tidak hanya di dalam negeri. Ekspornya sudah merambah dunia sampai Eropa.
Perusahaan publik ini tertantang untuk ambil bagian mewujudkan gagasan besar itu, dengan mengembangkan baterai lithium. PT Nipress, menyatakan sanggup menanamkan investasi puluhan miliar rupiah dan sanggup meluncurkan produk baterai lithium pertama di bulan Juli 2013.
Ini bertepatan dengan perencanaan lahirnya mobil listrik Putra Petir generasi kedua. Yakni mobil listrik yang disiapkan untuk dipamerkan dan digunakan dalam forum APEC di Bali awal Oktober depan.
Dengan keberhasilan Indonesia memproduksi baterai lithium maka hampir 50 persen persoalan mobil listrik nasional teratasi. 50 persennya lagi sebagian besar bisa diadakan di dalam negeri. Seperti pembuatan body dan interiornya. Motor listriknya pun sudah akan bisa diproduksi di dalam negeri.
PT. Nipress mengembangkan beberapa sistem modul batrai litium ini. Ada modul untuk bus listrik, ada modul untuk mobil listrik jenis MPV, ada modul untuk city car, dan ada modul untuk mobil sport.
Dengan ditentukannya modul baterai lithium ini maka siapa pun yang ingin memproduksi mobil listrik tidak perlu lagi bingung. Terutama dalam penempatan baterainya. Ikuti saja standar modul yang ditetapkan produsen lithium tersebut.
Mengembangkan Batrai Tank, Kapal Selam dan Pesawat Terbang
Menurut Richard Tandiono, selaku Direktur Operasional PT Nipress Tbk, menuturkan "Visi kami berubah sejak 2008. Kami tak ingin hanya disebut pemroduksi aki mobil dan sepeda motor, tetapi all about batteries. Selain baterai lithium untuk mobil listrik, kami juga sedang mengembangkan baterai untuk kendaraan militer,” ungkapnya.
Aktivitas di pabrik PT Nipress Tbk di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. | Kompasotomotif |
Saat ini PT Nipress telah berkolaborasi dengan TNI AL untuk mengembangkan baterai kapal selam. Produksinya sudah berjalan dan rencananya pada 2025 sudah selesai memroduksi 18 baterai masing-masing seberat 240 ton untuk 18 kapal selam.
Kerjasama juga dijalin dengan TNI AD dan AU dengan penyediaan baterai khusus untuk tank, kendaraan amfibi, dan pesawat terbang. "Kami juga dipercaya memroduksi baterai untuk menggerakkan torpedo yang akan kami realisasikan di 2016. Sedangkan baterai untuk helikopter dan pesawat di 2015,” tegas Richard.
Selain itu, perusahaan juga mengembangkan stationary battery (baterai untuk penyimpanan energi), misalnya cadangan energi untuk emergency lighting gedung, BTS berbagai provider, atau untuk mem-back up energi di data centre yang tak boleh sekali pun berkedip. Nipress juga sudah siap dengan penyediaan baterai untuk energi terbarukan seperti peranti penyimpan energi matahari atau pun angin.
Sumber Referensi:
No comments:
Post a Comment